Di daerah mayoritas
Kristen yang dulu tampaknya susah ditembus dengan Islam, kini semakin banyak
orang Kristen yang memeluk Islam. Mereka mengatakan bahwa mereka menemukan
sesuatu yang nyata, asli dan tanpa kompromi mengenai keesaan Tuhan.
“Beberapa orang menyatakan bahwa kami
memeluk Islam karena kami berharap untuk diberikan uang,” kata Uchenna Ukah,
sekarang berganti nama menjadi Ibrahim Ukah, kepada OnIslam.net dalam sebuah wawancara telepon dari
markasnya di Abuja.
Uchenna adalah salah satu dari delapan belas warga Igbo
dari wilayah tenggara yang sebagian besar dari mereka pindah dari agama Kristen
dan memeluk Islam di Masjid Nasional Abuja, di ibukota Nigeria, November lalu.
Banyak diantara mereka berusia antara 25 dan 35 tahun, dan
jumlah laki-laki yang memeluk Islam mencerminkan peningkatan yang siginifikan
dalam jumlah orang Igbo yang memeluk Islam. Mereka berasal dari daerah
mayoritas Kristen di negara itu yang dulu tampaknya susah ditembus dengan agama
monoteisme Islam.
Sebelumny di tahun ini, seorang pimpinan agama kristen dan
putri seorang pendeta, pindah dari agama Kristen dan memeluk Islam, yang
akhinya menimbulkan kontroversi yang luas atas klaim bahwa ia dihipnotis oleh
seorang pimpinan Muslim yang berasal dari Bida, negara bagian Nigeria.
Putri pendeta tersebut, Aisha, membantah bahwa dirinya
dihipnotis. Dia menegaskan bahwa pilihannya kepada Islam adalah
benar-benar merupakan sebuah keputusan pribadi dan juga didorong oleh akhlak
yang tercermin dari warga Muslim di sekelilingnya.
Bagi Uchenna, alasan di balik keputusannya memeluk Islam
adalah karena karunia Allah.
“Saya tidak memerlukan penjelasan apapun dari orang lain
atas keputusan saya memeluk Islam. Alasan satu-satunya adalah pencipta saya
yaitu Allah. Jika Anda memang bersikeras ingin mengetahui alasan saya,”
katanya.
“Saya telah mempelajari tentang Islam sejak terjadinya
pemboman di pusat perdagangan dunia di New York. Keinginan saya tersebut dalam
upaya untuk mengetahui tentang sebuah ideologi yang konon mengilhami para anak
muda yang untuk melakukan bom syahid. Saya memiliki gelar universitas jadi saya
siap untuk melalui sebuah perjalanan intelektual dalam pencarian saya ini.”
“Yang mendorong saya untuk mempelajari tentang Islam bukan
karena saya termakan oleh anggapan stereotip dari kebanyakan orang yang
berpandangan negatif terhadap Islam,” tambah seorang mualaf baru.
Uchenna adalah adik dari Tobechi Uka, yang juga masuk
Islam pada hari yang sama.
“Saya menemukan bahwa Islam adalah
sesuatu yang nyata, murni dan tanpa kompromi,” kata Tobechi kepada OnIslam.net.
“Anda tidak bisa memanipulasi pesan yang ada dalam
Al-Qur’an, lupakan tentang apa yang orang mungkin katakan tentang beberapa
orang yang katanya terinspirasi dari Al-Qur’an untuk mengebom orang yang tidak
bersalah.”
Cara Uchenna dalam menemukan Islam dimulai ketika ia
membaca sejarah tentang tahun-tahun sebelum hijrahnya Nabi Muhammad ke Mekah
dan insiden yang menyebabkan konfrontasi militer pertama antara Muslim dan suku
Mekah.
“Setelah saya tahu, sayapun terkejut bahwa perang itu
terjadi bukan atas perintah Muhammad. Sejarah menunjukkan bahwa perang Badar
adalah pertempuran untuk kelangsungan hidup kaum Muslimin,” katanya.
“Mereka tidak punya pilihan selain untuk membela diri atau
mereka akan menyerah kepada Mekah dalam hal ini mereka bisa dibunuh atau
dipaksa untuk kembali menyembah berhala.”
“Setelah membaca sejarah tersebut, Uchenna menemukan bahwa
dalam perang pun Nabi tetap menegakkan hukum-hukum Allah, hal itu yang paling
mencolok yang pernah saya baca yang kemudian menghapuskan setiap keraguan saya
dan saya yakin bahwa Islam adalah agama yang benar.”
“Tapi di luar hal tersebut, saya juga mencoba mencari
ayat-ayat Alquran yang menghasut orang untuk menebarkan kebencian dan
terorisme, tapi saya tidak menemukannya,” tambah Tobechi.
“Saya terkejut, selama perjalanan saya menemukan Islam,
saya menemukan ayat yang mengatakan bahwa membunuh sesama manusia tanpa alasan
seperti halnya membunuh seluruh umat manusia. Saya terinspirasi oleh fakta
bahwa Islam tidak memerintahkan kebencian terhadap siapa pun dan bahkan
Al-Qur’an mengatakan bahwa umat Islam harus menegakkan keadilan bahkan jika itu
akan melawan diri sendiri atau kerabat mereka. Itu sangat menakjubkan, bukan?”
Kedua pria tersebut mengucapkan
terima kasih kepada The Justice Mamman
Nasir Islamic Centre for Peace and Research di Nigeria dan
masjid nasional untuk perannya yang sangat berharga dalam perjalanan
mereka memeluk Islam.
Abubakar Sideeq, asisten Imam di masjid nasional,
menegaskan bahwa mereka para muallaf mempunyai kisah-kisah yang sama tentang
perjalanan mereka menuju Islam.
“Apa yang saya pelajari dari kisah-kisah mereka para
muallaf adalah bahwa satu-satunya cara untuk mengetahui kebenaran Islam adalah
mencoba untuk melakukan penelitian dengan menggunakan pikiran yang jernih.
Karena itu saya mengucapkan selamat kepada saudara-saudara kita itu,” kata
Ustadz Sideeq.
Dia juga mengatakan bahwa beberapa orang yang bertobat dan
menemukan jalan mereka menuju Islam melalui berbagai penderitaan.
“Banyak dari mereka yang mempunyai kisah yang menyedihkan,
tapi Allah bekerja dengan cara yang sangat indah.” kata Sideeq.
“Pilihan mereka untuk memeluk Islam
merupakan pilihan yang murni dan mereka gembira dengan itu. Kami sangat
bersukur kepada Allah atas pilihan mereka memeluk Islam.” (ameera)
Sebarkan!
Raih amal shalih, sebarkan informasi ini...
0 comments:
Post a Comment