Hidayatullah.com—Kedaulatan Libanon terancam oleh kelompok-kelompok yang melakukan operasi terpisah dengan pemerintah, kata Presiden Michel Sleiman di malam peringatan hari kemerdekaan ke-70 Libanon dari Prancis, lansir Al-Arabiya.
Peringatan kemerdekaan itu digelar hanya beberapa hari setelah terjadi ledakan di Beirut, yang menimbulkan kekhawatiran rakyat akan pecahnya perang sipil antar kelompok di Libanon seperti yang terjadi di Suriah.
Dalam pidatonya Sleiman mengkritik operasi militer berkelanjutan Hizbullah di luar kontrol negara dan keterlibatannya dalam konflik di Suriah.
“Negara independen tidak akan dapat diwujudkan jika partai-partai atau kelompok-kelompok memutuskan untuk lepas dari kerangka negara, atau jika mereka mau keluar dari konsensus dengan cara melintasi perbatasan dan terlibat konflik bersenjata di wilayah sebuah negara sahabat, sehingga membahayakan persatuan dan perdamaian masyarakat,” kata Sleiman dalam pidato yang disiarkan televisi dan dikutip koran Daily Star (22/11/2013).
“Kita tidak bisa bicara tentang independensi jika negara gagal untuk menyebarkan ototritasnya di seluruh wilayah negerinya, mengatasi gangguan keamanan, … pelanggaran, perang atas takfiri [kelompok-kelompok] dan terorisme, kecuali jika angkatan bersenjata merupakan satu-satunya pemanggul senjata dan pengatur pertahanan di bawah pengawasan otoritas politik [pemerintah],” kata Sleiman.
Presiden Libanon itu juga meminta agar Hizbullah, kelompok Syiah bersenjata yang dinyatakan sebagai organisasi teroris oleh Liga Arab, Uni Eropa dan Amerika Serikat, itu keluar dari perang di Suriah.
Hizbullah berdalih, intervensinya di Suriah dalam rangka melindungi tempat-tempat suci Syiah yang diserang oleh kelompok oposisi penentang rezim Bashar al-Assad, yang merupakan seorang penganut Syiah Alawi.*
Rep:
Ama Farah
Editor: Dija
0 comments:
Post a Comment