Thursday, March 21, 2013

masuk islamnya suraqoh



        Semakin lama perlakuan yang tidak adil dan diskriminatif hingga penyiksaan oleh kaum Quraisy terhadap para pengikut Rasulullah yang semakin menjadi-jadi dan meyakitkan maka Allah mewahyukan kepada Rasulullah dan seluruh kaum muslimin hijrah ke Yastrib (Madinah). Maka tinggallah Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar RA yang paling akhir berangkat ke Madinah. Tetapi karena kebencian dan dendam yang mendalam terhadap Rasul dan kaum muslimin, kaum kafir Quaraisy terus mengejar dan hendak membunuh Nabi Muhammad SAW. Pengejaran ini dipimpim oleh pemuka Quraisy salah satunya adalah Abu Jahal, Paman Rasul yang sangat anti kepada Islam.


       Ketika kaum Quraisy tiba di Darun Nadwah, para peminpin Quraisy pun berunding bagaimana caranya agar dapat mengejar dan menangkap Nabi Muhammad SAW, lalu membunuhnya. Diputuskan dalam perundingan itu bahwa barang siapa yang dapat membunuh Muhammad akan diberi hadiah 100 ekor unta. Mendengar itu Suraqoh bin Malik menyanggupi tugas tersebut dan berkata “Akulah yang sanggup menangkap Muhammad dan menyeretnya kemari kehadapan kalian. Dan jika dia membangkang akan aku tebas batang lehernya.”

         Suraqoh adalah salah seorang pemuda Quraisy yang hebat mengendarai kuda (JOKI). Dipilihlah kuda yang paling baik untuk mengejar Rasulullah SAW yang dikiranya belum begitu jauh. Hadiah 100 ekor unta menjadi motivasi bagi Suraqoh untuk dapat menemukan dan membunuh Rasulullah SAW sinkat cerita, Rasul SAW dan Abu Bakar RA dapat ditemuinya. Melihat Suraqoh memacu kudanya dengan kencang hendak menghampiri Rasul SAW dan Abu Bakar RA, maka Abu Bakar berkata kepada Rasul, “Ya Rasulullah, kita telah ditemukan oleh Suraqoh dan Ia adalah orang Arab yang pemberani.” Rasulullah menjawab, “Engkau jangan takut. Allah bersama kita”. Dengan menghunus pedangnya Suraqoh berkata pada Rasulullah; “Wahai Muhammad...! Siapakah yang bisa menghalangiku untuk membunuhmu pada hati ini?”. Rasul menjawab, “Allahlah yang menghalangimu, Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Mulia dan Maha Kuasa.”

       Lalu datanglah Malaikat Jibril dan berkata kepada Rasulullah, “Wahai Muhammad, Allah telah berfirman kepadamu bahwa bumi ini ditunudukkan kepada perintahmu. Maka perintahkanlah bumi itu menurut kehendakmu.” Maka berkatalah Rasul kepada kepada bumi, “Wahai bumi, ambillah Suraqoh dan kudanya.” Saat itu juga bumi menarik Suraqoh dan kudanya sampai ke batas lututnya.
Suraqoh terjerembab ke dalam bumi dan tak sanggup bangkit sendiri, berulang-ulang dia mencoba untuk bangkit namun tak bisa dan akhirnya dia jadi putus asa, lalu terpaksa minta tolong kepada Rasulullah, katanya: “Wahai Muhammad, tolonglah aku. Demi Zat yang Maha Mulia, jika engkau bisa menolong aku, aku pasti tidak akan menyakitimu.” Kemudian Rasulullah berdoa kepada Allah dan selamatlah Suraqoh dan kudanya.

       Setelah Suraqoh selamat, dia tidak menepati janjinya untuk tidak menyakiti Rasulullah tetapi kembali dia menghunus pedangnya ke hadapan Rasul dan seperti pertama kali dia dan kudanya terjerembab ke dalam bumi dan kembali ditolong oleh Rasulullah. Hal itu diulangnya sampai tujuh kali. Baru setelah yang ke delapan kali dia berhenti dan bertobat. Suraqoh merasa berhutang budi kepada Rasul karenanya ia menawarkan hadiah berupa harta benda miliknya. Dia berkata; “Wahai Muhammad, aku ini mempunyai beberapa unta dan binatang ternak lainnya yang bisa dipakai untuk bekal perjalananmu. Maka panggilah pengembala untuk mengambil semua itu di rumahku sekehendak hatimu”.

       Rasulullah tidak suka dengan kesenangan harta benda dunia. Beliau berkara; “Wahai Suraqoh, jika engkau tidak suka pada agama Islam, aku pun tidak suka harta dan binatang ternakmu”. Kemudian Suraqoh berang”. Kemudian Suraqoh berkata lagi; “Wahai Muhammad. Agamamu ini akan menjadi besar di muka bumi ini dan engkau akan memiliki banyak kerabat dari anak Adam.      Oleh karena itu, berjanjilah kepadaku, bila kemenangan ada di pihakmu maka muliakanlah diriku”. Dan lanjutnya “Wahai Muhammad, katakanlah apa yang engkau inginkan dari ku?”. Rasul menjawab; ”Yang ku inginkan dari mu adalah, pulangkanlah pasukan Quraisy”.

       Maka Suraqoh pulang dengan perasaan kagum terhadap orang yang selama ini dianggapnya sebagai musuh oleh orang Quraisy. Ketika ditengah perjalanan, bertemu dengan Abu Jahal dan pasukannya yang menyusul Suraqoh. Suraqoh berkata pada Abu Jahal; "Wahai Abu Hakam, sebaiknya engkau dan pasukanmu kembali saja karena Muhammad tidak melewati jalan ini”.

       Abu Jahal menjawab; “Wahai Suraqoh aku menduga bahwa engkau baru saja bertemu dengan Muhammad, maka beritahukanlah kepada kami dimana Muhammad sekarang”. Suraqoh tidak menjawab, ia hanya melantunkan Syair:

“Abu Hakam.... demi Laata.....
Jika engkau termasuk orang yang menyaksikan.............

Di depanku, kaki kudaku telah terperosok ke dalam perut bumi.....
Engkau mengerti dan tidak ragu bahwa Muhammad itu adalah seorang utusan...

Dan tidak ada seorangpun yang mengingkarinya......
Minggirlah dan pulangkanlah orang-orang yang hendak mengejar Muhammad.....

Aku telah melihat derajat Muhammad pada hari ini dan akan tampak tanda-tandanya nanti.....”
       "bila Rasul SAW itu bukan seorang Rasul terakhir tentulah beliau sudah tamat riwayat, lalu bagaimana dengan sabda nya bahwa belaiu sendiri lah yang menjadi Nabi terakhir kalau sampai beliau itu mati ditengah jalan sebelum Islam sempurna tentu nya akan menjadi hal yang lucu bila Allah menurunkan sampai ke dua kali Rasul terakhir?, dan akhirnya tak ada seorangpun yang percaya dengan beliau, dan tentu nya tiada seorangpun yang mau mengikuti ajaran beliau, tapi kenyataan nya Rasulullah SAW selalu selamat dalam ancaman makar para kafir quraisy dan yahudi yang tidak main-main, inilah bukti bahwa Rasulullah SAW memang Nabi yang terakhir yang jiwa nya dijaga oleh Allah dari gangguan kaum kafir agar bisa membawakan risalah Islam dengan sempurna"
"sebarkan!

0 comments:

Post a Comment

 

Blogroll

About