Tuesday, April 30, 2013

Rahasia Obat dari Kulit Manggis



 

 

 HAMPIR semua orang tahu buah manggis. Buah yang kulitnya tebal dan berwarna keunguan ini memiliki daging buah berwarna putih dan terasa manis. Namun, beberapa orang kurang merasa nyaman dengan daging buahnya yang terasa asam.

Kebanyakan orang yang memakan buah manggis bisa dipastikan akan membuang kulitnya. Bisa dimaklumi, pasalnya kulit buah manggis yang tebal itu memang pahit. Getah yang keluar dari kulitnya membuat mulut tidak nyaman. Namun, tahukah Anda jika kulit manggis ternyata salah satu herbal yang mempunyai khasiat mengobati penyakit mematikan, seperti kanker? Subhanallah.

Aras, warga Bogor, Jawa Barat adalah salah seorang yang menyadari betul khasiat buah yang memiliki nama latin Garnicia mangostana. Ia mendapatkan informasi tentang keampuhan buah yang termasuk famili Guttiferae ini setelah banyak membaca literatur-literatur herbal. Semenjak itu, setiap kali membeli buah manggis, Aras tidak lagi membuang kulit buah berwarna gelap ini.

Bahkan, dari hasil membaca literatur-literatur tersebut, Aras mulai mengolah kulit manggis tersebut menjadi serbuk. “Rencananya nanti akan saya masukkan dalam kapsul,” kata Aras kepada Suara Hidayatullah melalui sambungan telepon. Meski belum dalam jumlah banyak, kini Aras sudah mulai mengapsulkan serbuk-serbuk herbal kulit manggis tersebut. “Tiap kali ada yang membutuhkan baru saya buat,” kata Aras yang membuatnya secara tradisional.

Jika Aras sebatas memproduksi, berbeda dengan Adnan Hamid (61) dan Subroto (66). Kedua pria lanjut usia ini sudah merasakan betul manfaat kulit manggis. Menurut Adnan Hamid, asal Kendari, Sulawesi Tenggara ini, dirinya sering  merasa jantungnya berdebar dan pergelangan tangan dan kakinya sering nyeri. “Saya khawatir akan terserang penyakit jantung dan rematik,” aku Hamid yang mengonsumsi herbal kulit manggis yang telah dikemas. Setelah satu bulan mengonsumsi produk tersebut, Hamid
tidak lagi merasakan jantung berdebar dan pegal-pegal.

Sementara Subroto, pria asal Lampung ini mengeluhkan sakit ginjal, jantung, dan ambeyen. “Saya sudah berobat ke rumah sakit, tapi tak kunjung sembuh,” kenang Subroto. Alhamdulillah, setelah mengonsumsi herbal kulit manggis selama satu bulan, Subroto mengaku tidak lagi merasakan penyakitnya.

Membunuh Radikal Bebas

Ika Oktariyani, ahli farmasi dari Institut Thibbun Nabawi Indonesia (INTI), juga salah seorang yang melakukan pembuatan kapsul kulit buah manggis. Menurutnya, terungkapnya kehebatan herbal kulit manggis akhir-akhir ini karena banyaknya penelitian dan testimoni khasiat kulit buah manggis dari berbagai negara, seperti Jepang, Philipina, China, Venezuela, dan Indonesia.

Menurut Ika, penelitian dan testimoni itu membuktikan kulit buah manggis berkhasiat mengobati penyakit mematikan. “Kemampuan itu karena kulit manggis mengandung anti oksidan sangat tinggi yang juga disebut Xanthone,” terang Ika. Menurut wanita lajang ini, Xanthone merupakan senyawa aktif antioksidan yang di alam jumlahnya sekitar 200 jenis. Di antara jumlah itu, “Sekitar 40-50 jenisnya terdapat pada kulit buah manggis,” terang Ika.

Senyawa xanthone terdiri dari alfa mangostin, beta mangostin,  gama mangostin, dan garcinone E, dll. Senyawa-senyawa tersebut, jelas Ika, mampu menghambat proliferase (perbanyakan) sel kanker dengan adanya alfa mangostin dan garcinone E yang memicu proses apoptosis (bunuh diri sel kanker). Kemudian,  gamma mangostin sebagai anti inflamasi (anti peradangan) pada kasus alzheimer.

“Masih banyak lagi penyakit lain seperti HIV, artritis, diabetes melitus, dan lain-lain. Yang pada  intinya ia memiliki aktivitas sebagai anti bakteri, anti virus, dan anti inflamatori,” urai Ika.

Selain itu, dari hasil penelitian, ungkap Ika, kulit buah manggis mengandung 17.000 hingga 20.000 ORAC (Oxygen Radical Absorbance Capacity) per 100 ons (sekitar 2.835 gram kulit manggis). Jumlah tersebut lebih besar dari wortel dan jeruk yang kadar ORAC-nya hanya 300 dan 2.400.

ORAC, kata Ika, yaitu kemampuan antioksidan menetralkan radikal bebas. “Antioksidan itu sendiri adalah substansi yang diperlukan tubuh untuk menetralisir radikal bebas yang berasal dari polusi udara, asap tembakau, penguapan alkohol yang berlebihan, bahan pengawet  pupuk, sinar ultra violet, x-rays, ozon, dan lain-lain,” jelas Ika.

Bagi tubuh, antioksidan berfungsi mencegah terjadinya proses penuaan dan penyakit degeneratif, seperti kanker kardiovaskuler, penyumbatan pembuluh darah yang meliputi hiperlipidemik, aterosklerosis, stroke, dan tekanan darah tinggi. “Ia juga berfungsi  untuk mengatasi terganggunya sistem imun tubuh yang disebabkan oleh stress oksidatif,” tambah wanita yang sering melakukan eksperimen pembuatan produk herbal ini.
Untuk pembuatannya, kulit buah manggis bisa dibuat berbagai bentuk. “Bisa dibuat seperti jus, rebusan, atau serbuk; baik simplisia maupun ekstrak yang dikapsulkan. Bisa juga dibuat seperti teh,” terang Ika.

Adapun dosisnya tergantung pada ringan berat penyakitnya. “Untuk penyakit-penyakit berat, seperti kanker, diperlukan kandungan Xanthone pada manggis lebih banyak dan dalam bentuk ekstrak,” terang Ika. Dengan ekstraksi, akan diperoleh senyawa yang diharapkan. Hanya masalahnya untuk melakukan ekstraksi harus menggunakan sejumlah pelarut yang berasal dari etanol (alkohol) dan aseton.

“Jika tidak ingin menggunakan yang ekstraksi, maka dosis penggunaannya harus lebih diperbanyak. Jika yang ekstraksi 5 kapsul, maka yang non ekstraksi lebih banyak lagi,” kata Ika.

Namun demikian, untuk penggunaan dosis, sarjana Farmasi dari Universitas Pakuan Bogor ini menyarankan sebaiknya dimulai dosis yang terendah dahulu. Sebab, herbal ini tetap punya potensi efek yang tidak diinginkan. “Terutama dalam bentuk segar, karena kandungan getahnya. Pada proses pencucian yang kurang baik akan menimbulkan batuk, pusing, dan diare,” cetusnya.

Hal lain yang juga patut diperhatikan, menurut beberapa pakar herbal, selama konsumsi kulit buah manggis ada hal yang perlu dihindari. “Sebaiknya menghindari beberapa buah-buahan, sayur, dan tanaman lain, seperti: kiwi, strawberi, duku, brokoli, jengkol, lobak, kelor, tapak dara, buah merah, kurma, mangga, dan rambutan,” papar Ika.

Diduga, tambah Ika, jenis tadi memiliki efek antagonis (berlawanan) yang diduga akan mengurangi efek farmakologi dari kulit manggis.

Jika manfaatnya sedemikian hebat, maka tidak ada salahnya jika buah manggis menjadi hidangan wajib di rumah kita. Sementara kulitnya, diolah menjadi minuman herbal yang menyehatkan. *

Red: Cholis Akbar

0 comments:

Post a Comment

 

Blogroll

About