ilustrasi |
Kendal – Upaya amar ma’ruf nahi munkar Front Pembela
Islam (FPI) untuk menutup lokalisasi prostitusi Alaska (Alas Karet)
berbuah serangan dari preman dan pembeking tempat pelacuran di Kendal.
Namun, opini berbalik menyerang FPI seolah-olah masyarakat Sukorejo,
Kendal, membenci FPI dan dianggap menciptakan ketidaknyamanan warga.
Apakah opini itu benar? setelah ditelusuri ternyata opini tersebut tidak
berdasar, sebagaimana investigasi yang dilakukan oleh wartawan, Islampos.com dari tanggal 25-29 Juli langsung ke Sukorejo.
Dalam wawancara Islampos.com dengan berbagai warga, mereka
mendukung tindakan FPI untuk menutup lokalisasi. Usman (40), misalnya,
mengaku setuju dengan tindakan FPI. Dia mengaku resah dengan
perkembangan lokalisasi dari waktu ke waktu.
“Saya tidak benci FPI. Justru saya mendukung FPI tutup lokalisasi. Lokalisasi itu memang meresahkan masyarakat,” katanya kepada Islampos.com.
Hal senada juga diutarakan Rukun (38), seorang penjual gorengan di
depan Pom Bensin Sukorejo. Dia menyayangkan pemberitaan media massa yang
mengesankan warga menyetujui lokalisasi karena menuntut pembubaran FPI.
“Gak betul warga Kendal benci FPI. Warga sangat resah (dengan
lokalisasi). Desa Sentul dan Desa Ngerancah (dua desa yang paling
berdekatan dengan lokalisasi, red.) sudah mau menutup lokalisasi. Tapi gak punya kekuatan,” tambahnya.
Rukun menambahkan selama ini upaya warga sudah sangat maksimal dalam
menghentikan aktivitas kemaksiatan tersebut. Namun Pemerintah setempat
tidak terlihat memiliki niat untuk segera memenuhi tuntutan warga.
“Lha Si Beny (yang rumahnya) dekat lokalisasi piye kerjane (Bagaimana kerjanya)?” ujarnya menunjuk Wakil Ketua DPRD Kendal, Benny Karnadi dari Fraksi PKB.
Ketua Pemuda Muhammadiyah Kendal, Agus Budi Utomo (35), membenarkan
keresahan warga selama ini. Bahkan pihaknya sudah pernah melayangkan
surat kepada Pemerintah Kabupaten Kendal dan Kapolres Kendal untuk
segera menutup lokalisasi. Namun, hingga saat ini, surat tersebut belum
juga mendapat respon.
“Tidak ada tanggapan sama sekali,” paparnya.
Agus menjelaskan tingkat perzinahan di Sukorejo sangat
mengkhawatirkan sekali. Jika dulu lokalisasi hanya sekedar bangunan
kayu, tapi kini berkembang menjadi bangunan rumah permanen.
“Ini sangat membahayakan bagi generasi muda,” kata Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 04 Kendal ini.
0 comments:
Post a Comment