KAIRO – Syaikh Hasan asy-Syafi’i,
penasehat Syaikh Al-Azhar dan anggota Dewan Ulama Mesir, menyatakan pembantaian
terhadap para demonstran sipil di dekat lapangan Rabiah al-Adawiyah, ibukota
Kairo pada Sabtu dini hari adalah kezaliman biadab yang belum pernah terjadi
sebelumnya dalam sejarah Mesir, laporan TV Al-Jazeera.
Syaikh asy-Syafi’I menyatakan penjajah sekalipun
tidak pernah melakukan kebiadaban seperti yang dilakukan junta militer Mesir
pada Sabtu pagi. Beliau menyerukan kepada “orang-orang mulia” di Mesir dan
seluruh dunia untuk bergerak guna menghentikan serial pembantaian massal di
Mesir.
Dalam sambungan telepon dengan TV Al-Jazeera, Syaikh
asy-Syafi’i mengatakan, “Lebih dari 100 orang gugur dan 400 orang cedera.
Mereka [junta militer] tidak membunuh saat berperang melawan zionis yang
merampas tanah suci Palestina, mereka justru membunuh kaum muslimin warga Mesir
yang tak bersenjata.”
Asy-Syafi’i menjelaskan bahwa pembantaian pada Sabtu
pagi adalah tragedi yang belum terjadi pada era diktator yang paling kejam sekalipun.
Diktator Gamal Abdun Nasir tidak membunuhi para demonstran yang menentangnya
pada 1967. Tewasnya seorang demonstran dalam sejarah Mesir sudah cukup untuk
menumbangkan kabinet dan mengubah rezim.
Asy-Syafi’i mendesak ulama Mesir, ulama dunia Islam
dan “orang-orang mulia” di seluruh dunia untuk bergerak cepat guna menghentikan
serial pembantaian massal di Mesir.
“Di mana organisasi-organisasi HAM yang bergerak
karena gugurnya seorang korban? Di mana doctor Muhammad al-Baradei yang
mengatakan ketika seorang demonstran gugur pada era Mursi bahwa Mursi telah
kehilangan legalitas kepemimpinannya?”
“Saya menyerukan kepada seluruh ulama Mesir, dan
paling depan di antara mereka adalah fadhilah Syaikh al-Azhar yang
sebelumnya mengumumkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam bahwa darah
seorang muslim di sisi Allah lebih suci dari kesucian Ka’bah dan bahwa
runtuhnya Ka’bah lebih ringan dibandingkan tertumpahnya darah orang yang tak
berdosa?”
Syaikh asy-Syafi’i juga menyerukan kepada orang-orang
mulia di seluruh penjuru dunia “yang hati nuraninya tidak merasa tenang dengan
pembantaian-pembataian yang terus berulang pada markas Garda Republik, monumen
[Anwar] Sadat dan di sekitar masjid Al-Qaid Ibrahim di Alexandria, sehingga
serial pembantaian massal tanpa alasan ini berhenti.”
Sedikitnya 120 demonstran pendukung Mursi gugur dan
4500 lainnya cedera setelah militer Mesir menembaki mereka pada Sabtu
(27/7/2013) dini hari di sekitar monument Anwar Sadat, Nasr City, ibukota
Kairo, laporan stasiun TV Al-Jazeera pada Sabtu siang.
Tim medis juga melaporkan serangan militer Mesir juga
menewaskan puluhan massa demonstran pendukung Mursi di jalan raya bandara
Kairo.
0 comments:
Post a Comment