Oleh: Al-Ustadz
Muhammad Thalib
- Firman Allah:
فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ لَعَنَّاهُمْ
وَجَعَلْنَا قُلُوبَهُمْ قَاسِيَةً يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ
وَنَسُوا حَظًّا مِمَّا ذُكِّرُوا بِهِ وَلَا تَزَالُ تَطَّلِعُ عَلَى خَائِنَةٍ
مِنْهُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِنْهُمْ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاصْفَحْ إِنَّ اللَّهَ
يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“Akan tetapi kaum Yahudi dan Nasrani telah melanggar janji
mereka. Karena itu Kami laknat mereka, hati mereka Kami jadikan mengeras. Mereka
telah mengubah ayat-ayat Taurat dan Injil dari aslinya. Mereka telah
meninggalkan sebagian dari perintah-perintah yang ada pada Taurat dan Injil.
Wahai Muhammad, engkau senantiasa akan melihat pengkhianatan kaum Yahudi dan
Nasrani. Hanya sedikit dari kaum Yahudi dan Nasrani yang tidak berkhianat
kepada kamu. Wahai Muhammad, maafkanlah kaum Yahudi dan Nasrani, dan berlapang
dadalah kepada mereka. Allah menyukai orang-orang yang suka memberi maaf.” (QS. Al-Maidah: 13)
مِنَ الَّذِينَ هَادُوا يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ
مَوَاضِعِهِ وَيَقُولُونَ سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَاسْمَعْ غَيْرَ مُسْمَعٍ
وَرَاعِنَا لَيًّا بِأَلْسِنَتِهِمْ وَطَعْنًا فِي الدِّينِ وَلَوْ أَنَّهُمْ
قَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَاسْمَعْ وَانْظُرْنَا لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ
وَأَقْوَمَ وَلَكِنْ لَعَنَهُمُ اللَّهُ بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُونَ إِلَّا
قَلِيلًا
“Di antara kaum Yahudi ada yang mengubah
kalimat-kalimat Taurat dari aslinya. Kaum Yahudi berkata: “Kami mendengar
firman Allah, tetapi kami menentang kebenarannya.” Jika kaum Yahudi
diperintahkan untuk mendengarkan Al-Qur’an, maka mereka tidak mau
mendengarkannya, bahkan mereka berkata kepada Nabi: “Wahai Muhammad,
perhatikanlah perkataan kami.” Mereka memutar-balikkan ayat-ayat Taurat ketika
membacanya dan mencela Islam. Sekiranya kaum Yahudi mau berkata: “Wahai
Muhammad, kami mendengar dan kami menaati Al-Qur’an yang kamu baca,” bukan
berkata: “Wahai Muhammad, dengarlah dan perhatikan perkataan kami,” niscaya
ucapan mereka ‘Kami mendengar dan kami menaati’ lebih baik bagi mereka dan
lebih terpuji di sisi Allah. Namun kaum Yahudi memilih kafir kepada Muhammad,
sehingga Allah melaknat mereka. Karena itu, hanya sedikit sekali orang Yahudi
yang mau beriman kepada Muhammad.” (QS. An-Nisaa’: 46)
Kehancuran agama Yahudi dan Nasrani karena mereka
mengkhiananti janji mereka untuk beriman kepada Rasul yang Allah kirimkan
kepada mereka. Kaum Yahudi mengingkari janji untuk beriman kepada Nabi ‘Isa as.
yang Allah utus sesudah Musa as. Kaum Nasrani mengkhianati janji mereka untuk
beriman kepada Rasul yang Allah utus sesudah Nabi ‘Isa yaitu Nabi Muhammad saw.
Juga disebabkan adanya doktrin-doktrin sesat yang
dibuat oleh para pendeta dan pastur mereka melalui upaya penyimpangan
makna-makna ayat Taurat dan Injil yang sebenarnya. Contoh, tentang kabar
kenabian yang disebutkan dalam Taurat dan Injil bernama Ahmad atau Muhammad
disamarkan dengan menyebut sifatnya dalam bahasa Ibrani yaitu, Paraklet, orang
yang terpuji. Dengan penyamaran semacam ini, maka umat Yahudi maupun Nasrani
tidak lagi dapat mengenali dengan mudah nama sebenarnya dari seorang Rasul yang
dikabarkan di dalam Taurat dan Injil.
Sekalipun umat Yahudi dan Nasrani masih ada sampai
hari ini, tetapi agama mereka telah rusak karena adanya doktrin-doktrin yang
sesat, sehingga para pengikut kedua agama ini mengalami kerusakan akidah, moral
dan seluruh perilaku hidupnya. Perilaku-perilaku yang semula terlarang dalam
agama mereka, menjadi bebas dilakukan akibat dari ajaran-ajaran sesat para
pendeta mereka. Contoh, riba dan minuman keras yang semula haram menjadi boleh.
Hal semacam ini juga terjadi pada kaum muslimin
karena meninggalkan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi saw. karena sibuk dengan pendapat
para ulama, sebagaimana sabda Rasulullah saw.:
ذَرُونِي مَا تَرَكْتُكُمْ فَإِنَّمَا هَلَكَ مَنْ
كَانَ قَبْلَكُمْ بِكَثْرَةِ سُؤَالِهِمْ وَاخْتِلَافِهِمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ
فَإِذَا أَمَرْتُكُمْ بِشَيْءٍ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَإِذَا
نَهَيْتُكُمْ عَنْ شَيْءٍ فَدَعُوهُ
Wahai kaum muslim. cukupkanlah diri kalian dengan apa
yang telah aku tinggalkan untuk kalian. Sesungguhnya orang-orang yang sebelum
kalian mendapat binasa karena mereka banyak bertanya dan suka menyalahi para
Nabi mereka. Karena itu, bila aku perintahkan kalian mengerjakan sesuatu,
laksanakanlah semampu kalian. Dan apabila aku larang kalian mengerjakan
sesuatu, maka tinggalkanlah. (HR. Muslim)
Dalam sebuah hadits disebutkan:
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو يَقُولُ سَمِعْتُ
النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: إِنَّ اللهَ لَا يَنْزِعُ
الْعِلْمَ بَعْدَ أَنْ أَعْطَاكُمُوهُ انْتِزَاعًا وَلَكِنْ يَنْتَزِعُهُ مِنْهُمْ
مَعَ قَبْضِ الْعُلَمَاءِ بِعِلْمِهِمْ فَيَبْقَى نَاسٌ جُهَّالٌ يُسْتَفْتَوْنَ
فَيُفْتُونَ بِرَأْيِهِمْ فَيُضِلُّونَ وَيَضِلُّونَ
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ujarnya, saya mendengar Nabi
saw. bersabda: “Allah tidak memusnahkan Al-Qur’an dan As-Sunnah yang telah
diberikan kepada kalian, tetapi Al-Qur’an dan As-Sunnah akan musnah karena
kematian para ulama penegak Al-Qur’an dan As-Sunnah. Pada saat itu manusia yang
ada hanyalah orang-orang bodoh. Mereka dimintai fatwa, lalu memberikan fatwa
dengan pendapat mereka sendiri dengan meninggalkan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Mereka ini sesat dan menyesatkan.” (HR. Bukhari)
Khalifah ‘Umar bin Khathab berkata:
إِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِاَنَّهُمْ
أَقْبَلُوْا عَلَى كُتُبِ عُلَمَائِهِمْ وَاَسَاقَفَتِهِمْ وَتَرَكُوا
التَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيْلَ حَتَّى دُرِسَا وَذَهَبَ مَا فِيْهِمَا مِنَ
الْعِلْمِ
Wahai kaum muslim, hancurnya umat-umat sebelum
kalian, karena mereka sibuk membaca kitab-kitab ulama dan pastur mereka, tetapi
meninggalkan Taurat dan Injil, sehingga ilmu yang ada pada kedua Kitab ini
lenyap. (HR. Abu
Nashr)
عَنْ الزُّبَيْرِ بْنِ عَدِيٍّ قَالَ: دَخَلْنَا عَلَى
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ فَشَكَوْنَا إِلَيْهِ مَا نَلْقَى مِنَ الْحَجَّاجِ فَقَالَ
مَا مِنْ عَامٍ إِلَّا الَّذِي بَعْدَهُ شَرٌّ مِنْهُ حَتَّى تَلْقَوْا رَبَّكُمْ
سَمِعْتُ هَذَا مِنْ نَبِيِّكُمْ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dari Az-Zubair bin ‘Adi berkata: Kami berkunjung ke
Anas bin Malik, kami mengeluhkan kepadanya perlakuan yang kami terima dari
Al-Hajjaj, lalu ia berkata: Setiap tahun terjadi perubahan, dimana tahun
sesudahnya lebih buruk daripada tahun sebelumnya, sampai kalian menemui hari
kiamat. Aku mendengar ucapan ini dari nabi kalian. (HR. Tirmidzi)
Hadits ini memberikan gambaran yang jelas bahwa
secara berangsur-angsur kaum muslimn akan mengalami keadaan semakin buruk
sampai hari kiamat. Bahkan Rasulullah saw. juga mengingatkan terjadinya
kelangkaan ulama penegak ajaran Nabi saw. secara murni dan muncul ulama-ulama
gadungan yang menyebarkan kesesatan di tengah umat Islam.
SOLUSI
Khalifah ‘Utsman bin ‘Affan berkata:
لَاتَتْرُكُوا الْقُرْآنَ وَتَأْخُذُوْا أَقْوَالَ
الْعُلَمَاءِ فَإِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِأَخْذِهِمْ أَقْوَالَ
أَسَاقَفَتِهِمْ وَتَرْكِهِمْ كِتَابَ اللهِ
“Wahai kaum muslim, janganlah kalian tinggalkan
Al-Qur’an, lalu kalian ikuti omongan-omongan ulama. Karena hancurnya umat-umat
beragama sebelum kalian disebabkan mereka mengikuti omongan para pendeta mereka
dan meninggalkan Kitabullah.”
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى
الْحَقِّ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللهِ وَهُمْ
كَذَلِكَ
Dari Tsauban, ujarnya: Rasulullah saw. bersabda:
“Akan selalu ada sekelompok umatku yang selalu menegakkan Islam. Mereka tidak
merasa terancam oleh orang-orang yang menghinakan mereka. Kelompok ini akan
selalu ada sampai datang hari kiamat dan mereka tetap istiqamah.”
(HR. Muslim)
Rasulullah Saw. menjamin kelompok yang senantiasa
menegakkan Al-Qur’an dan Sunnah, melepaskan diri dari kungkungan sektarian dan
madzhab terus ada sampai hari kiamat, sekalipun mereka dianggap kelompok asing
oleh umat Islam sendiri. Sebab mayoritas umat Islam pada hakekatnya sudah
meniru perilaku umat Yahudi dan Nasrani. Mereka sibuk mengkaji
pendapat-pendapat para ulama dan merasa tidak bersalah meninggalkan Al-Qur’an
dan Sunnah Rasulullah saw. Hal ini disebutkan oleh Rasulullah pada hadits
berikut:
عَنْ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَا يَزَالُ أَهْلُ الْغَرْبِ ظَاهِرِينَ
عَلَى الْحَقِّ حَتَّى تَقُومَ السَّاعَةُ
Dari Sa’id bin Abi Waqash, ujarnya, Rasulullah saw.
bersabda: “Kelompok yang terasing di kalangan umat Islam yang senantiasa
menegakkan Al-Qur’an dan As-Sunnah akan tetap ada sampai hari kiamat.” (HR. Muslim)
Kelompok terasing ini memang menghadapi berbagai
macam tantangan, baik dari internal umat Islam maupun golongan kafir, sehingga
kehidupan mereka di dalam menegakkan Islam penuh dengan derita, celaan, ancaman
yang membahayakan diri dan keluarganya. Namun hal semacam ini sudah merupakan
sunnatullah, dan Allah menjanjikan bagi mereka balasan surga.
Allah berfirman dalam surah At-Taubah: 111
إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ
اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ
وَالْإِنْجِيلِ وَالْقُرْآنِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّهِ
فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ
الْعَظِيمُ
“Sungguh Allah membeli jiwa dan harta orang-orang
mukmin dengan pahala surga. Mereka telah berperang guna membela Islam, lalu
mereka membunuh atau dibunuh. Janji pahala surga ini termaktub dalam Taurat,
Injil, dan Al-Qur’an. Wahai kaum mukmin, siapa saja di antara kalian yang
memenuhi janjinya kepada Allah, bergembiralah kalian dengan bai’at yang telah
kalian lakukan dalam perjanjian itu. Demikian itu adalah keberuntungan yang
amat besar bagi para syuhada.”
0 comments:
Post a Comment