Sebagian orang berpendapat, jika telah ditakdirkan terjadi
maka semuanya pasti terjadi, baik seseorang berdo’a ataupun tidak. Sebaliknya,
jika telah ditakdirkan tidak terjadi, segala sesuatu tidak akan terjadi, baik ia
memohon ataupun tidak.
Orang yang pendapatnya seperti itu mengira pendapatnya
benar secara mutlak, sehingga ia tak mau berdo’a sama sekali. Ia senantiasa
berkata, “tidak ada guna nya saya berdo’a”. Jika pendapat ini diikuti, ia akan
melemahkan semua usaha.
Untuk mengoreksi sikap seperti ini, kita bisa mengatakan,
“jika kenyang itu telah ditakdirkan dan pasti terjadi, engkau makan atau tidak
makan.. pasti kenyang. Demikian pula sebaliknya, jika semua hal telah
ditakdirkan tidak akan terjadi maka gerak kehidupan ini tidak berkembang.
Manusia tidak perlu menikah, berkeluarga, dan sebagainya”.
Yang benar, sesuatu ditakdirkan dengan berbagai sebab. Dan
salah satu dari sebab itu adalah do’a. segala sesuatu yang ditakdirkan tidak
lepas dari sebab-sebabnya oleh karena itu jka seorang manusia melakukan sebab
itu, takdir pasti terjadi. Namun, jika ia tidak membawa sebab tersebut, takdir
tidak akan terjadi.
Maka sebagai seorang muslim, kita jangan sampai putus asa.
Dengan do’a itulah yang bisa merubah takdir tentunya harus pula di imbangi oleh
amal perbuatan sebagai salah satu syarat dikabulkannya do’a. Ada pun bila hanya
dengan amal saja itu kadang kita tidak bisa mendapatkan sesuai dengan apa yang
di inginkan SO keduanya harus seiring sejalan.
Firman ALLAH
“Berdo’alah kepada Ku maka akan Aku kabulkan.” (QS.40:60)
0 comments:
Post a Comment