Washington DC (voa-islam.com)
Amerika Serikat terus dirundung pembunuhan massal. Seperti tak pernah
jeda. Pembantaian berlangsung dengan memakan korban tidak sedikit.
Masyarakat Amerika sedang mengalami tingkat kekacauan yang sangat akut.
Sekarang masyarakat Amerika sejatinya telah melakukan perang saudara
(perang sipil) diantara mereka. Ini akibat terus berlanjutnya depressi
mental bangsa yang dianggap sebagai super power, dan sekarang menghadapi
kehancuran.
Minggu lalu berlangsung pembantaian, di mana 12 orang dibantai oleh Aaron Alexis di Navy Yard, Washington DC. Tapi
bagaimana kalau kita mendalami masalah ini, dan lebih mendalam
sejatinya masalah ini, bukan hanya masalah bagi Amerika, sebaliknya
masalah yang sekarang terjadi di Amerika merupakan krisis kemanusiaan
yang sangat luas, khususnya di kalangan masyarakat Barat. Mereka menuju
perang saudara, akibat krisis yang multi dimensi.
Sebagai
warga dunia, mungkin kita menuntut diakhirinya penderitaan yang tak
terbayangkan, terutama para korban dan keluarga mereka - di mana
anak-anak dan perempuan menjadi korban, dan ini seperti yang terjadi di
setiap peristiwa yang terjadi di Amerika dan seluruh dunia.
Korban
pembabntaian yang terjadi Amerika dengan senjata api, nampaknya sudah
mencapai jumlah yang besar, dan jumlah korban terus bertambah.Tak kurang
32.000 warga Amerika yang tewas dibantai oleh warga Amerika sendiri,
ini tidak ada korelasinya dengan tingkat angka kriminalitas yang terjadi
di Amerika, sejak tahun l980.
Jika
pembantaian yang terus berlangsung di Amerika ini tidak ditemukan
secara mendasar akar masalahnya, maka ini akan menjadi budaya baru
dikalangan penduduk Amerika yang saling membantai.
Untuk
menyerap skala kekacauan , ada baiknya mencoba untuk menebak angka
kematian dari semua perang dalam sejarah Amerika sejak Perang
Kemerdekaan dimulai pada 1775 , dan mengikuti dengan memperkirakan
jumlah dibunuh oleh senjata api di AS sejak hari itu Robert F. Kennedy ditembak pada tahun 1968 oleh .22 Iver - Johnson pistol , Sirhan Sirhan dikerahkan oleh .
Angka-angka
dari Badan Riset Kongres , ditambah statistik terbaru dari
icasualties.org, memberitahu kita bahwa jumlah korban pertama
pembantaian di Lexington, sampai ke operasi di Afghanistan, jumlahnya
sudah mencapai 1.171.177 jiwa.
Sebaliknya,
jumlah mereka yang tewas akibat tembakan senjata api, termasuk bunuh
diri, sejak tahun 1968, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan
Penyakit dan FBI, jumlahnya 1.384.171 jiwa.
Jumlah
orang Amerika yang tewas mencapai 212.994 jiwa, dan ini merupakan angka
terbesar dalam 45 tahun terakhir, dibandingakn dengan angka korban
perang. Ini menggambarkan betapa masyarakat Amerika sekarang ini telah
berada di ambang kekacauan yang sangat mengerikan dan menuju perang
saudara, dan pada akhirnya akan menghancurkan kehidupan mereka.
Tentang
keselamatan mereka sendiri, Amerika sering memiliki kemampuan luar
biasa, meskipun kemudian menimbulkan berbagai paradok, termasuk Homeland
Act, dan sampai tingkat memamtai-matai rakyatnya.
Tetapi, tidak menutup
peluang terjadinya kekacauan dan pembantaian massal, serta peristiwa
ini terus berlangsung. Dalam
dekade terakhir ini, di mana rasa takut terhadap teroris telah
menelan biaya ratusan miliaran dolar dalam perang, pengawasan dan
program intelijen dan keamanan tanah air .
Sepuluh
tahun setelah peristiwa 9/11, Amerika telah mengeluarkan anggaran
keamanan dua kali lipat,dan menjadi $ 69 miliar dollar. Jumlah
total anggaran yang harus dikeluarkan oleh pemerintah Amerika
menghadapi ancaman dan terorisme sudah mencapai $ 649 miliar dollar.
Sejak peristiwa 9/11, di Amerika korban yang tewas sudah mencapai 364.000 jiwa, dan sebagian senjata api milik pribadi .
Presiden
Obama mengomentari penembakan di Washington pekan lalu, mengatakan
bahwa bangsa Amerika berada dalam bahaya besar, dan akan menuju perang
sipil. Ini benar-benar menjadi ancaman yang sangat menakut, ujarnya.
Di
Amerika, rakyatnya menuju ke arah kehidupan yang lebih mengerikan, dan
karena mereka mengalami depressi yang sangat akut, bukan hanya karena
faktor ekonomi, tetapi budaya materialisme telah membawa mereka ke arah
yang lebih destruktif. msh/hh