Teruntuk Ibu Ani Yudhoyono dan Ibu Linda Amalia Sari
Di Bumi Pertiwi
Tentang Putri Bumi Pertiwi
Anggun sekali. Indah dipanggil dengan sebutan “Ratu Sejagat”, seakan
ada magnet yang menarik kuat. Nampak seperti gelar tinggi nan agung jika
didengar telinga. Wanita mana yang tak ingin dipuja karena hal itu?
Penjuru dunia menyorot tajam dirinya, atas gelar yang disandang.
Demi
hal itu, dibutuhkan fase mempertontonkan diri pada challenge events
berupa : fashion pantai, kecantikan sosial, keolahragaan, kompetisi
bakat, top model, dan design fashion dunia. Lihatlah sudah, semuanya
adalah bentuk meng-kuliti, sampai kedalam-dalam.
Membukai tabir-tabir
yang seharusnya ditutup. Menghapus malu wanita timur yang senantiasa
tercitra penjagaan dirinya dengan baik. Oh, malangnya sungguh malang.
Iya kah gelar itu masih terlihat baik? Tanpa sadar semua itu menjadikan
wanita sebagai barang yang diperjualbelikan. Lantas, dengan harga berapa
telah terjual? Apakah ada untung atau buntung? Uang yang didapat atau
harga diri yang “sekarat”?
Aduh! Miris rasa-rasanya ketika putri-putri lugu bumi pertiwi harus
disuguhkan sosok wanita tanpa kain yang cukup, kemudian hadir di etalase
tanpa kaca. Jika itu berupa makanan, barangkali sudah berapa banyak
lalat yang hinggap? Lalat yang menggosok-gosokkan tangannya untuk
berbagi kotoran diatas makanan yang dihinggapi. Masih kah ada yang mau
melirik makanan di etalase tanpa kaca? Celakanya, etalase itu diletakkan
di semua tempat, di seluruh dunia. Apa yang hendak dunia dengungkan
tentang bumi pertiwi ini?
Ibu Ani Yudhoyono dan Ibu Linda Amalia Sari mohon dengarkanlah
sejenak, kami hanya putri bumi pertiwi yang bukan apa-apa, hendak
mengatakan saja “bukankah pada akhirnya wanita akan menjadi pendidik
pertama yang memberikan nilai-nilai kebudayaan baik untuk anaknya?” Apa
pula yang harus kami katakan kepada anak-anak saya nanti, tentang bumi
pertiwi tercinta ini, jika yang dipertontonkan adalah hal-hal yang
membukai tubuh dari busana? Apakah itu layak kami tanamkan untuk
pendidikan anak perempuan? Sungguh, kami sulit untuk menjelaskan dengan
kalimat yang pas kepada anak-anak kami nanti.
Ibu Ani Yudhoyono dan Ibu Linda Amalia Sari, tentang “Ratu Sejagat”
itu, apakah kami juga harus kabarkan kepada pelajar-pelajar putri?
Mereka sedang asyik belajar tentang jati diri seorang remaja. Mereka
mencari-cari sosok idola sebagai panutan hidup masa depan. Betapa mereka
terlihat sangat giat belajar dan bekerja keras demi cita-cita. Apakah
harus mereka tahu bahwa cantik (hal yang mereka inginkan) adalah tentang
tubuh indah untuk dipamerkan? Bagaimana ini?
Meski demikian, kami bersama dengan putri-putri bumi pertiwi lainnya
yang masih peduli dengan ketinggian harkat dan martabat wanita, sangat
yakin. Bahwa Ibu Ani Yudhoyono dan Ibu Linda Amalia Sari mencintai
putri-putri dan wanita-wanita Indonesia dengan sangat tinggi. Maka,
berikanlah rasa cinta itu dalam bentuk yang sebaik-baiknya cinta.
Dan
kami rasa selama ini, cinta yang hakiki bukanlah tentang materi,
melainkan kebahagiaan hakiki teruntuk orang yang dicintai. Besar harapan
kami kepada Ibu Ani Yudhoyono dan Ibu Linda Amalia Sari untuk menolak
kontes “Ratu Sejagat” itu, sehingga tidak berdampak negatif terhadap
pendidikan dan kebudayaan putri-putri di bumi pertiwi.
Semarang, 03 September 2013
Dari Putri Bumi Pertiwi
Nurul Huda Zaen
Ketua Koorwil Korps PII Wati Jateng Periode 2013-2015
0 comments:
Post a Comment