KAPANLAGI.COM - Adi Bing Slamet
membeberkan perihal ibadah yang diajarkan Eyang Subur. Semua ibadah
yang wajib, tidak lagi diwajibkan oleh mantan gurunya itu. Cara
shalatnya pun berbeda dari ajaran syariat agama.
"Emang nggak dilarang di sana. Tapi semua ibadah wajib, di sana nggak
diwajibkan. Jadi gitulah Si Subur. Asal tahu saja, si Subur kalau shalat
tuh, dia nggak wudhu, duduk di atas sajadah dengan posisi bertapa,
terus kepalanya gedek-gedek kayak orang nyari sinyal," tutur Adi di kediamannya di Perumahan Bumi Anggrek, Karang Satria, Bekasi, Jumat (23/3).
Saat masih rutin mengikuti ajaran Eyang Subur, Adi merasakan sesuatu
yang aneh. Dia merasa kesal dan jengkel saat melihat orang
berbondong-bondong menuju masjid. "Waktu itu saya sempat ngerasa sebal
kalau lihat orang ramai-ramai ke masjid pake baju putih," jelasnya.
Dia juga mengaku diajarkan untuk membenci simbol-simbol agama. Bahkan
bagi orang yang tidak bisa berbahasa Arab, dianjurkan melafadzkan
kalimat-kalimat pujian Tuhan dengan bahasa Indonesia.
"Dia bilang, orang nggak bisa bahasa Arab, jangan ngomong bahasa Arab.
Kayak astaghfirullah hal azim diganti maaf lahir bathin-maaf lahir
bathin," tukas Adi. (kpl/aha/abs/dar)
0 comments:
Post a Comment