Oleh: Bachtiar Abdullah
Percobaan ini berarti
Korut dengan terang-terangan melecehkan China yang melarang negara
komunis kolot ini melakukan percobaan peledakan nuklir lagi. Menteri
Unifikasi Ryoo Kihl-jae mengatakan hal tersebut kepada parlemen Korsel
bahwa percobaan peledakan nuklir Korut hanya tinggal menunggu waktu.
Intelijen Korsel mengungkapkan bahwa aktivitas di situs pengujian atom
di Pungye-ri, Korut, menunjukkan peningkatan.
“Kami sedang
menelusuri apakah persiapan peledakan nuklir ini benar-benar sedang
dilakukan atau sekadar gertak sambal lainnya untuk menekan AS,” tulis
koran Joong Ang Ilbo mengutip seorang pejabat senior Korsel.
Uji
nuklir ketiga Korsel pada bulan Februari sudah berakibat jatuhnya sanksi
PBB dan memicu meningkatnya ketegangan militer di Semenanjung Korea.
Intelijen
Korsel juga melaporkan, Pyongyang menyiapkan dua sistem peluru kendali
yang bakal diluncurkan dari atas truk di pantai timur Korut, dan akan
diuji coba sebelum 15 April sebagai peringatan ulang tahun almarhum
pemimpin Korut Kim Il-sung.
Penasihat keamanan Presiden Korsel
Park Geun-hye yang bernama Kim Jae-soo mengatakan, uji coba peluncuran
peluru kendali Korut mungkin dilakukan sebelum atau sesudah Rabu, saat
para diplomat diminta mengungsi dari Pyongyang.
Jepang sudah
memerintahkan tentara bela dirinya menembak peluru kendali Korut yang
mengarah pada teritori kekaisaran matahari itu, ujar seorang juru bicara
Kementerian Pertahanan Jepang di Tokyo, Senin (8/4).
Peluncuran
peluru kendali akan menjadi provokasi yang menyengat, khususnya bakal
melecehkan imbauan China sebagai sekutu satu-satunya Korut, dan maksud
baik AS yang menunda rencana pengujian peluru kendalinya pada pekan
lalu.
“Tak seorang pun boleh mengacaukan kawasan Timur Jauh,
bahkan dunia, yang bisa membuat kawasan ini terjerembab dalam chaos demi
mementingkan diri sendiri,” ujar Presiden China Xi Jinpin di Pulau
Hainan ketika membuka seminar internasional, Minggu (7/4).
Meskipun
tak menyebut Korut, pidato Xi menjadi peringatan yang jelas bagi rezim
Pyongyang. Padahal negara komunis melarat ini sangat tergantung kepada
dukungan ekonomi dan diplomatik China.
0 comments:
Post a Comment