REPUBLIKA.CO.ID, COLORADO -- Penuntut Umum di Colorado akan
mengajukan permohonan hukuman mati bagi terdakwa James Holmes yang
menembaki penonton film Batman "The Dark Knight Rises" dan menyebabkan
12 korban jiwa, kata ketua tim penuntut di pengadilan, Senin.
Holmes(25) lulusan sekolah ilmu syaraf dituduh melakukan penembakan di dalam gedung bioskop di daerah pinggiran Denver, ketika berlangsung pemutaran film tengah malam, Juli tahun lalu -- menjadi salah satu penembakan paling mematikan di Amerika Serikat.
Penembakan seperti itu terjadi beberapakali tahun lalu termasuk serangan Desember pada sekolah dasar di Newtown, Connecticut yang menewaskan 20 murid dan staf sekolah -- menimbulkan perdebatan mengenai kekerasan dengan senjata api dan pembatasan undang-undang hak pemilikan senjata api untuk perlindungan.
Holmes dituntut untuk pembunuhan berganda dan usaha pembunuhan melalui tembakan yang juga mencederai 58 penonton yang berusaha meloloskan diri dari bioskop Aurora di Colorado.
Dalam sidang pemeriksaan paling akhir, George Brauchler, penuntut dari distrik Araphoe yang memimpin tim penuntut, secara resmi mengajukan hukuman mati apabila dakwaan terhadap Holmes terbukti.
"Ketetapan hati saya sudah bulat --hukuman mati," kata Brauchler kepada hakim.
Holmes, berjanggut, rambut warna gelap dengan potongan shaggy, tidak menampakkan perubahaan perasaan, duduk tenang di meja pembelaan. Tangannya dibelenggu dan mengenakan baju tahanan warna merah, diapit pengacaranya.
Ketika pertama memasuki ruang sidang itu, terdakwa memandang sekilas pada kedua orangtuanya yang duduk di deretan kursi pengunjung di pengadilan.
Terdengar embusan nafas dari deretan korban, sedangkan kedua orangtua Holmes saling berpandangan dengan suram, ketika Brauchler mengatakan akan menuntut dengan hukuman mati.
Persidangan baru direncanakan akan dilakukan pada 3 Februari 2014.
Brauchler sebelumnya mengumumkan telah menugaskan tim penuntut khusus untuk hukuman mati, dan dalam dokumen pengadilan yang dikeluarkan pada 28 Maret ia menolak permintaan pembela bahwa Holmes akan mengaku bersalah dan sebagai gantinya ia akan dihukum seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat.
Bulan lalu, hakim William Sylvester mencatat pengakuan tidak bersalah dari pihak Holmes, namun akan mempertimbangkan untuk membolehkan perubahan pengakuan tidak bersalah itu hanya untuk alasan ketidakwarasan.
Sementara itu pembela Holmes pekan lalu melaporkan bersiap melakukan pembelaan ketidakwarasan, dan juga menulis bahwa kliennya "berniat memecahkan kasus ini untuk mempercepat dan memastikan kesimpulan akhir bagi semua yang terlibat" dengan memberi kesepakatan pengakuan yang dapat menyelamatkan nyawanya.
Brauchler dalam naskah tanggapannya menyebut pembelaan itu kurang tepat untuk kasus ini. Menurutnya para pembela sebenarnya mengetahui bahwa Holmes bersalah.
Holmes(25) lulusan sekolah ilmu syaraf dituduh melakukan penembakan di dalam gedung bioskop di daerah pinggiran Denver, ketika berlangsung pemutaran film tengah malam, Juli tahun lalu -- menjadi salah satu penembakan paling mematikan di Amerika Serikat.
Penembakan seperti itu terjadi beberapakali tahun lalu termasuk serangan Desember pada sekolah dasar di Newtown, Connecticut yang menewaskan 20 murid dan staf sekolah -- menimbulkan perdebatan mengenai kekerasan dengan senjata api dan pembatasan undang-undang hak pemilikan senjata api untuk perlindungan.
Holmes dituntut untuk pembunuhan berganda dan usaha pembunuhan melalui tembakan yang juga mencederai 58 penonton yang berusaha meloloskan diri dari bioskop Aurora di Colorado.
Dalam sidang pemeriksaan paling akhir, George Brauchler, penuntut dari distrik Araphoe yang memimpin tim penuntut, secara resmi mengajukan hukuman mati apabila dakwaan terhadap Holmes terbukti.
"Ketetapan hati saya sudah bulat --hukuman mati," kata Brauchler kepada hakim.
Holmes, berjanggut, rambut warna gelap dengan potongan shaggy, tidak menampakkan perubahaan perasaan, duduk tenang di meja pembelaan. Tangannya dibelenggu dan mengenakan baju tahanan warna merah, diapit pengacaranya.
Ketika pertama memasuki ruang sidang itu, terdakwa memandang sekilas pada kedua orangtuanya yang duduk di deretan kursi pengunjung di pengadilan.
Terdengar embusan nafas dari deretan korban, sedangkan kedua orangtua Holmes saling berpandangan dengan suram, ketika Brauchler mengatakan akan menuntut dengan hukuman mati.
Persidangan baru direncanakan akan dilakukan pada 3 Februari 2014.
Brauchler sebelumnya mengumumkan telah menugaskan tim penuntut khusus untuk hukuman mati, dan dalam dokumen pengadilan yang dikeluarkan pada 28 Maret ia menolak permintaan pembela bahwa Holmes akan mengaku bersalah dan sebagai gantinya ia akan dihukum seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat.
Bulan lalu, hakim William Sylvester mencatat pengakuan tidak bersalah dari pihak Holmes, namun akan mempertimbangkan untuk membolehkan perubahan pengakuan tidak bersalah itu hanya untuk alasan ketidakwarasan.
Sementara itu pembela Holmes pekan lalu melaporkan bersiap melakukan pembelaan ketidakwarasan, dan juga menulis bahwa kliennya "berniat memecahkan kasus ini untuk mempercepat dan memastikan kesimpulan akhir bagi semua yang terlibat" dengan memberi kesepakatan pengakuan yang dapat menyelamatkan nyawanya.
Brauchler dalam naskah tanggapannya menyebut pembelaan itu kurang tepat untuk kasus ini. Menurutnya para pembela sebenarnya mengetahui bahwa Holmes bersalah.
0 comments:
Post a Comment