Anas Urbaningrum - (Foto: inilah.com/Ardhy Fernando)
Oleh: R Ferdian Andi R
Jakarta - Kekuatan politik mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum benar-benar di ambang kelumpuhan. Loyalis yang selama ini menjadi benteng di internal Partai Demokrat justru mundur tertib dari Partai Demokrat. Tak ada lagi harapan perlawanan dari kubu Anas Urbaningrum.Para loyalis Anas yang selama ini dikenal sebagai "die hard" bekas Ketua Umum Partai Demokrat satu per satu berguguran. Momentum penyusunan Daftar Calon Sementara (DCS) Partai Demokrat menjadi titik awal bergugurannya para loyalis Anas.
Sedikitnya dua tokoh yang dikenal loyalis Anas Urbaningrum mundur dari pencalegan Partai Demokrat. Mereka adalah Gede Pasek Suardika dan Sudewo. Di era kepengurusan Anas Urbaningrum, masing-masing menjabat sebagai Ketua DPP Partai Demokrat. Gede Pasek Suardika menjabat sebagai Ketua Departemen Komunikasi dan Informatika sedangkan Sudewo Ketua Bidang Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK).
Gede Pasek Suardika berdalih, hingga saat ini belum sempat mengurus formulir pencalegan Partai Demokrat. Alasannya, Ibundanya saat ini masih dirawat di Rumah Sakit.
Namun, alasan lainnya yang cenderung argumentatif terkait dengan posisi politik Pasek saat ini. Menurut Pasek, dirinya bukan pilihan utama caleg dari Partai Demokrat. Kader senior, kata Pasek akan lebih dipilih oleh partai. "Kita kan hanya cheerleaders saja. Jadi juru sorak biar ramai dan meriah saja. Tidak begitu berarti. Yang senior-senior itu kan banyak sekali. Mereka para politisi tangguh, senior, profesional, demokrat sejati," sindir Pasek di Jakarta, Senin (8/4/2013).
Lain lagi dengan Sudewo. Meski telah memastikan akan keluar dari Partai Demokrat dan hijrah ke Partai Gerindra, namun tak ada alasan pasti mengapa dirinya pindah ke Partai Gerindra. "Insya allah dalam waktu dekat ini saya akan menyampaikan pengunduran diri saya sebagai kader Partai Demokrat dan anggota Fraksi Partai Demokrat DPR RI," ujar Sudewo akhir pekan lalu.
Nama Sudewo awal 2012 lalu sempat mencuat. Dia pernah dipanggil Komisi Pengawas Partai Demokrat. Bahkan ia pernah diberi sanksi oleh Komisi Pengawas untuk tidak lagi menjabat sebagai Ketua Bidang OKK DPP Partai Demokrat. Meski, direkomendasikan dicopot dari DPP, nama Sudewo kembali masuk di DPP Partai Demokrat.
Politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul menilai sejumlah kader Partai Demokrat yang tidak maju dalam Pemilu 2014 mendatang dikarenakan gelisah dengan dirinya sendiri. "Mereka gelisah karena tingkah laku mereka sendiri, mereka dekat dengan Anas," kata Ruhut.
Lebih lanjut Ruhut mengatakan sejak Anas Urbaningrum menjadi tersangka para loyalisnya mundur tertib. "Saat ini hanya menyisakan Tri Dianto. Itulah logika politik," cetus Ruhut.
Pasca-KLB Partai Demokrat posisi politik Anas Urbaningrum kian kehilangan posisi tawar politik hadapan SBY. Apalagi termutakhir, SBY justru berkomunikasi intensif dengan Yenny Wahid yang merupakan representasi NU dan Gus Dur. Sebagaimana diketahui, Anas juga dikenal sebagai kader NU. Kini, yang tersisa, Anas secara politik kian lumpuh dan sejumlah loyalisnya pun berguguran.
Sedikitnya dua tokoh yang dikenal loyalis Anas Urbaningrum mundur dari pencalegan Partai Demokrat. Mereka adalah Gede Pasek Suardika dan Sudewo. Di era kepengurusan Anas Urbaningrum, masing-masing menjabat sebagai Ketua DPP Partai Demokrat. Gede Pasek Suardika menjabat sebagai Ketua Departemen Komunikasi dan Informatika sedangkan Sudewo Ketua Bidang Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK).
Gede Pasek Suardika berdalih, hingga saat ini belum sempat mengurus formulir pencalegan Partai Demokrat. Alasannya, Ibundanya saat ini masih dirawat di Rumah Sakit.
Namun, alasan lainnya yang cenderung argumentatif terkait dengan posisi politik Pasek saat ini. Menurut Pasek, dirinya bukan pilihan utama caleg dari Partai Demokrat. Kader senior, kata Pasek akan lebih dipilih oleh partai. "Kita kan hanya cheerleaders saja. Jadi juru sorak biar ramai dan meriah saja. Tidak begitu berarti. Yang senior-senior itu kan banyak sekali. Mereka para politisi tangguh, senior, profesional, demokrat sejati," sindir Pasek di Jakarta, Senin (8/4/2013).
Lain lagi dengan Sudewo. Meski telah memastikan akan keluar dari Partai Demokrat dan hijrah ke Partai Gerindra, namun tak ada alasan pasti mengapa dirinya pindah ke Partai Gerindra. "Insya allah dalam waktu dekat ini saya akan menyampaikan pengunduran diri saya sebagai kader Partai Demokrat dan anggota Fraksi Partai Demokrat DPR RI," ujar Sudewo akhir pekan lalu.
Nama Sudewo awal 2012 lalu sempat mencuat. Dia pernah dipanggil Komisi Pengawas Partai Demokrat. Bahkan ia pernah diberi sanksi oleh Komisi Pengawas untuk tidak lagi menjabat sebagai Ketua Bidang OKK DPP Partai Demokrat. Meski, direkomendasikan dicopot dari DPP, nama Sudewo kembali masuk di DPP Partai Demokrat.
Politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul menilai sejumlah kader Partai Demokrat yang tidak maju dalam Pemilu 2014 mendatang dikarenakan gelisah dengan dirinya sendiri. "Mereka gelisah karena tingkah laku mereka sendiri, mereka dekat dengan Anas," kata Ruhut.
Lebih lanjut Ruhut mengatakan sejak Anas Urbaningrum menjadi tersangka para loyalisnya mundur tertib. "Saat ini hanya menyisakan Tri Dianto. Itulah logika politik," cetus Ruhut.
Pasca-KLB Partai Demokrat posisi politik Anas Urbaningrum kian kehilangan posisi tawar politik hadapan SBY. Apalagi termutakhir, SBY justru berkomunikasi intensif dengan Yenny Wahid yang merupakan representasi NU dan Gus Dur. Sebagaimana diketahui, Anas juga dikenal sebagai kader NU. Kini, yang tersisa, Anas secara politik kian lumpuh dan sejumlah loyalisnya pun berguguran.
0 comments:
Post a Comment